Jakarta, 16 September 2025 – Indonesia tengah berada di persimpangan penting. Visi Indonesia Emas 2045 menuntut lonjakan produktivitas hingga hampir dua kali lipat dari tren historis. Untuk mencapainya, digitalisasi menjadi pilar utama. Namun, ambisi besar ini berhadapan langsung dengan kenyataan pahit: sistem bisnis yang masih terfragmentasi.
Silo data, sistem HR terpisah dari finansial, atau platform Manajemen Rantai Pasok yang tidak saling terhubung bukan sekadar masalah teknis—melainkan liabilitas strategis. Fragmentasi ini memperlambat produktivitas, memperbesar risiko ketidakpatuhan regulasi, dan melemahkan pertahanan siber perusahaan.
- Inefisiensi Operasional & Finansial
Data yang tersebar menimbulkan bottleneck, menurunkan kolaborasi lintas fungsi, dan memperpanjang waktu pengambilan keputusan. Penelitian menunjukkan bahwa agen layanan pelanggan bisa berpindah hingga 10 sistem berbeda hanya untuk menyelesaikan satu kasus—waktu yang seharusnya bisa dipangkas dengan sistem terintegrasi. - Tantangan Kepatuhan Regulasi
Dengan berlakunya UU PDP, perusahaan dituntut menjaga jejak data yang jelas dan dapat diaudit. Fragmentasi sistem membuat kepatuhan ini sulit dipenuhi, menambah risiko denda hingga 2% dari pendapatan. - Ancaman Siber yang Kian Kompleks
Hanya dalam tujuh bulan pertama 2025, Indonesia mencatat 3,64 miliar serangan siber. Fragmentasi menciptakan permukaan serangan lebih luas, dan ketika AI mulai dieksploitasi oleh penjahat siber, perusahaan dengan sistem tercerai-berai menjadi target empuk.
Solusinya bukan melulu menambah sistem baru, melainkan mengintegrasikan sistem yang yang ada dalam satu ekosistem terpadu. Model ini memastikan aliran data tanpa hambatan, kepatuhan regulasi yang otomatis, serta benteng keamanan yang lebih solid.
Robust Ecosystem: Mitra Transformasi yang Tepat
Beberapa studi kasus sudah membuktikan bahwa perusahaan yang mengadopsi pendekatan terintegrasi mampu mempercepat time-to-decision dengan insight real-time, mengoptimalkan manajemen inventori dan meningkatkan pengalaman pelanggan, memaksimalkan pemanfaatan AI dari sekadar otomasi menjadi inovasi transformasional.
Robust hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut. Dengan RobustApp, Robust-AI, Robust Cloud dan solusi-solusi lain di Robust Ecosystem, perusahaan dapat menyatukan berbagai data mulai HR, keuangan, logistik, hingga operasional ke dalam satu platform. Dengan data yang mudah diakses, perusahaan juga dapat memanfaatkan analitik berbasis AI untuk memotong siklus pengambilan keputusan. Robust-AI juga memperbolehkan pengambil keputusan di perusahaan untuk mengantisipasi risiko dengan AI yang mampu membaca pola dan memberi rekomendasi preskriptif. Solusi-solusi yang ada di Robust Ecosystem juga membantu perusahaan memenuhi regulasi lokal melalui manajemen data yang terpusat dan aman.
Saatnya mengambil langkah. Bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk memimpin di depan.